RFID Akan Terpasang di 120 Juta Kendaraan, Termasuk Motor!
Saat ini, pemasangan Radio Frequency Identification (RFID) baru fokus pada mobil saja. Ke depannya, alat ini ditargetkan terpasang di 120 juta kendaraan termasuk sepeda motor.
Dari pemberitaan yang ditulis oleh Otomotifnet.com, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) selaku perusahaan yang menyiapkan infrastruktur SMPBBM menargetkan akan memasang RFID pada 120 juta kendaraan di Indonesia.
"Hanya saja, untuk saat ini kami masih berkonsentrasi pada mobil dan areanya hanya Jakarta," buka Dayu Rengganis, Corporate Services Director PT INTI. Wanita ramah ini mengakui jika pemasangan RFID baru tahap awal dalam program SMPBBM.
Ia juga mengatakan sementara hanya untuk mobil yang ada di Jakarta saja. Target selanjutnya adalah Kalimantan karena di sana jumlah kendaraan angkutan perkebunan, pertambangan dan kehutanan yang tidak boleh menggunakan bahan bakar bersubsidi sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM no.1/2013 cukup banyak," ungkap Andi Nugroho Manager Sosialisasi Sistem SMPBBM.
Andi mengatakan RFID untuk sepeda motor masih menunggu komando dari Pertamina. "Pemasangan perangkat berbentuk gelang ini diletakan di lubang bensin. Alat ini akan mendekteksi apakah sepeda motor boleh atau tidak menggunakan bahan bakar bersubsidi (premium) atau tidak.
Tanpa gelang RFID, maka nozzel di dispenser SPBU Pertamina akan menolak mengeluarkan bensin jenis premium. "Tanpa gelang maka hanya bisa diisi dengan bahan bakar non subsidi seperti Pertamax atau Pertamax Plus," jelasnya.
Kedepannya jika sudah ada payung hukumnya, baru akan dilakukan fungsi pengendalian. Pembatasan penggunaan bahan bakar bersubsidi dilakukan pada fase ini. Ada wacana pembatasan jumlah bahan bakar premium yang bisa dibeli kendaraan tiap bulannya.
Misalnya dalam satu bulan sepeda motor hanya bisa membeli premium sebanyak 30 liter, maka jika kuotanya habis, nozzel di SPBU tidak akan mengeluarkan bensin jenis premium.
"Untuk mengetahui kuotanya kami sudah siapkan sistemnya. Dengan menggunakan RFID reader yang diletakan di SPBU dan smart card yang dipegang oleh pemilik kendaraan," beber Andi.
"Tentunya kita harus mensukseskan program SMPBBM. Jika subsidi bahan bakar yang mencapai 250 Triliun Rupiah bisa dihemat, dana itu bisa bermanfaat untuk pembangunan masyarakat luas," tutup Dayu Rengganis melalui kutipan dari Otomotifnet.com.